Selasa, 02 April 2013

Sekolah Versus Jalanan : Kuadran ala Bob Sadino

Sekolah Versus Jalanan : Kuadran ala Bob Sadino

Sebuah buku yang membuat tecengang dan mematahkan segala teori-teori yang Anda sudah pelajari. Kalau Anda jujur pasti Anda sependapat bahwa untuk meraih sukses (baca: kaya) hal yang pertama yang harus kita lakukan adalah menempa ilmu di bangku sekolahan setinggi-tingginya, kuliah mencari gelar S1, S2 dan mencari pekerjaan yang layak sesuai dengan tingkat pendidikan yang kita punya. Ada nasehat yang masih selalu terngiang-ngiang. “Sekolah yang rajin agar pintar, IPK tinggi agar dapat kerjaan yang bagus; bergaji besar”.
Berbeda dengan Om Bob (panggilan Bob Sadino), menurut beliau “Sekolah yang terbaik adalah sekolah kehidupan, sekolah jalanan, sekolah yang memberikan kebebasan kepada muridnya untuk mengeksplorasi dengan leluasa”. Untuk lebih jelasnya mari kita simak lingkaran kuadrant RBS (Roda Bob Sadino)
Kuadrant pertama; kampus
Di kuadrant ini biasanya seseorang mendapatkan banyak sekali teori-teori dengan berbagai analisa dan pertimbangan namun sedikit sekali praktik. Nah giliran dipraktekkan di Jalanan/masyarakat (kuadrant 2) banyak sekali yang tidak cocok, katakanlah hanya 2-3% yang cocok; tidak sesuai dengan teori. Hal ini dikarenakan informasi yang kita pelajari disekolah sudah tidak “up to date” lagi. Ilmu yang sudah kadaluarsa. Apa yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini? Seseorang yang berada pada kuadran pertama ini biasanya balik lagi ke kampus, untuk mempelajari teorinya dan setelah paham – bukan hanya tahu- dia kembali lagi mempraktekkan di masyarakat. Hal ini dilakukan secara terus menerus……
kuadarant ini biasanya dihuni oleh :Mahasiswa, Sarjana, Dosen, Dekan.
Berbeda dengan Kuadran Kedua : Orang Jalanan
Seseorang yang berada di kuadran ini langsung memraktekkan sesuatu, bahkan mungkin tanpa teori sedikitpun. Setelah mereka mentok baru dia belajar teorinya bisa dari kampus (kuadran 1) atau mengali informasi dari berbagai media,misalnya: lewat internet, majalah dan lain-lain. Lalu setelah dapat teori yang dibutuhkan langsung dipraktekkan. Kalo tetep gak bisa cari lagi informasi dan dipraktekkan lagi sampai akhirnya BISA. “BISA KARENA BIASA, BISA KARENA TERUS BERULANG MELAKUKAN SESUATU”.
Dalam bukunya Om Bob mencotohkan seperti orang yang belajar menembak. Diberi 10 peluru dan langsung praktek selama 10 minggu. Pekan pertama mungkin pelurunya meleset semua, pekan kedua mungkin ada satu peluru yang tepat sasaran, pekan ketiga bisa jadi tetep aja satu peluru yang tepat sasaran atau tidak menutup kemungkinan 3 peluru yang tepat sasaran. terus berlatih sampai akhirnya pada pekan ke-10, dia sukses menembakkan 10 peluru ke sasaran.

Kuadarant 3 (Jagoan/Ahli/Pakar)
Pada kuadrant ini biasanya terjadi pada seseorang yang telah BISA dan terbiasa terhadap sesuatu yang di tekuni sehingga menjadi terampil, dan ahli untuk mendukung tentunya dia harus selalu up-date informasi tentang apa yang di tekuni sehingga dia selalu jago dan ahli di bidangnya.
Seperti contoh di atas; seseorang yang telah bisa menembak 10 peluru dengan tepat sasaran, mungkin akan meningkatkannya dengan menembak 10 peluru dengan mata tertutup. Dalam proses pembelajarannya dia akan menggali informasi lagi, berbagai teori di pelajari lagi sampai akhirnya dia berhasi menembakkan 10 peluru tepat sasaran dengan mata tertutup. Kalo sudah begitu orang ini bisa disebut jago/ahli di bidangnya.
Kuadrant 4 (Profesional)
Seseorang yang sudah dikatakan ahli biasanya akan meningkatkan kapasitas dirinya menjadi profesional. Pada kuadarant ini biasanya berbagai tekanan datang, berbagai pertanyaan datang seputar tentang ke ahliannya. Katakanlah sebagai nara sumber. Ada sebagian pertanyaaan yang bisa 100% dijawab dan ada yang tidak; katakanlah cuma 99%. Terrus dimana mencari sisanya untuk menyempurnakan keahliannya? Seseorang profesional akan mencari jawabannya di Kampus (kuadrant 1)yang berisi banyak teori dan informasi. Setelah ketemu maka akan dipraktekkan di jalanan lagi….
begitu seterusnya sehingga RBS (Roda Bob Sadino) akan berputar di sepajang kehidupan.
Yang patut kita renungi:
Banyak orang kaya yang hanya tamatan SMA, bahkan gak lulus sekolah….. hanya karena kegigihannya, ketekunannya, kenekatannya, kengenyelannya dan kesabarannya akhirnya mereka bisa sukses; mengalahkan orang-orang yang tinggi pendidikannya.
Apakah lantas, sekolah menjadi tidak perlu ? Bagaiman menurut Anda ?

0 komentar:

Posting Komentar