Indahnya Hidup jika kita saling memahami tentang kehidupan di Akhirat nanti
Gambaran Surga Menurut Islam
Tanah
dan lumpur surga terbuat dari zafaran, berupa tepung putih beraroma
kesturi dan sangat bersih. Cahaya surga itu berwarna putih, bersinar
terang, aromanya semerbak. Disana terdapat gedung megah dan
sungai-sungai yang mengalir. Ada istri-istri yang cantik jelita,
perhiasan-perhiasan yang banyak, tanaman-tanaman, berbagai macam
kesenangan dan kenikmatan di tempat yang tinggi. Siapkah Anda
memasukinya? Katakan: “Insya Allah”.
Di
surga terdapat Ghuraf yakni bangunan transfaran yang tinggi, diberikan
bagi mereka yang baik ucapannya, suka memberi makan, berpuasa dan shalat
malam. Juga diberikan kepada orang-orang yang membangun masjid dan
tabah menghadapi ujian dan kesedihan.
Setiap
mu’min mengenal tempat tinggalnya di surga walaupun ia belum pernah
melihat sebelumnya. Kondisi fisik orang mu’min ketika memasuki surga itu
mirip Adam, tingginya 60 hasta, berambut pendek, belum berjenggot, dan
matanya bercelak. Tampilannya bagaikan orang berusia sekitar 30 tahun.
Allah menjadikannya seperti itu walaupun ia mati dalam keadaan anak-anak
atau pun tua renta.
Hidangan
pertama penduduk surga adalah sekerat daging dari hati ikan paus dan
minumannya adalah salsabila. Setelah itu mereka makan daging sapi
jantan.
Menurut
riwayat dari Nabi, aroma surga bisa dicium dari jarak 100 tahun. Tapi
bagi orang-orang yang membunuh ahli dzimmah, anak-anak durhaka, pemutus
hubungan, dan mereka yang menasabkan dirinya pada orang lain, tertutup
baginya dari mencium aroma surga tersebut. Naudzubillah…
Di
surga terdapat pohon Thalhu, bidara yang durinya diganti dengan
munculnya buah-buahan yang 1 butirnya memiliki 70 rasa yang berbeda. Ada
juga pohon Thuba (QS. Waqi’ah: 31) yang naungannya sejauh perjalanan selama 100 tahun. Dari kelopak bunga pohon inilah pakaian ahli surga berasal.
Buah-buahan surga itu beraneka ragam layaknya buah-buahan di dunia (QS. Al-Baqarah: 25).
Bahkan sabda Nabi menyebutkan bahwa buah-buahan dunia sebenarnya
berasal dari surga, hanya saja ia berubah sedangkan buah-buahan di surga
tidak berubah sama sekali.
Penduduk
surga minum dari sungai-sungai di surga yang hulunya adalah dari surga
Firdaus. Buah-buahannya dekat tersaji, mereka mendapatkan apa saja yang
diinginkannya. Jika mereka melihat ke arah burung surga den tertarik
kepadanya, maka dengan segera burung itu jatuh ke hadapannya dalam
kondisi masak dan siap dimakan. Sementara itu 70 piring beragam corak
yang berbeda antara satu dengan yang lainnya telah disiapkan. Mereka
juga minum dari sungai al-kautsar yang airnya lebih putih dari susu dan
lebih manis dari madu. Ia adalah minuman campuran jahe.
Tapi,
meskipun makan dan minum penduduk surga itu tidak buang kotoran atau
kencing. Makanan dan minumannya dikeluarkan melalui keringat dan
sendawanya yang harum.
Pakaian
ahli surga adalah sundus dan istabraq (sutra bulu halus dan tebal),
keluar dari kelopak bunga pohon Thuba dan warnanya bermacam-macam,
putih, merah, hijau, kuning, dan hitam. Mereka memakai gelang emas dan
perak, mahkota intan berlian yang mutiaranya adalah yakut. Jika manusia
di dunia ini melihat pakaian-pakaian tersebut, tentu mereka pingsan
karena tidak tahan melihatnya.
Kasur
mereka tebal dan empuk. Tempat mereka tinggal berhamparkan permadani
yang sangat indah. Ada kemah yang tingginya hingga 60 mil dan setiap
sudutnya terdapat istri-istrinya, ada ranjang berderetan yang berhias,
bisa merendah ataupun menaik. Tapi ranjang ini bukanlah untuk tidur,
karena di surga itu tidak ada tidur sebagaimana dikatakan Nabi: “Tidur itu adalah saudara kematian. Ahli surga tidaklah tidur”.
Bagi mereka disediakan sofa al-arikah, yakni sofa pengantin yang
dipaduakan dengan ranjang yang berhias. Di dalamnya mereka dilayani oleh
pelayan-pelayan yang senantiasa muda.
Isteri-isteri
penghuni surga itu muthahharah, yakni bersih dari haid, ingus, ludah,
najis, dan tinja. Mereka disebut al-hur karena senantiasa muda, cantik,
kulitnya mulus, bagian hitam matanya sangat hitam dan bagian putihnya
sangat putih. Mereka tidak pernah digauli oleh siapapun sebelumnya,
dipingit dan selalu perawan. Mereka disebut uruban karena selain cantik
juga amat pandai berkomunikasi dan pandai memberikan kepuasan seksual
kepada suaminya. Mereka disebut kawaaiba karena—maaf—amat montok
payudaranya. Demikian disebutkan Nabi. Dan disebut huurun iin karena
putih kulitnya bagai mutiara. Badan mereka transparan bagaikan yakut.
Kamar mereka dari mutiara yakut dan ranjangnya dihias dengan mutiara
lu’lu. Mereka tidak pernah bosan melakukan jima’. Lelaki surga tak
pernah ‘loyo’ dan wanita surga tak pernah ‘sakit’. Kekuatan mereka dalam
berjima’ adalah 100 kali lipat. Disebutkan oleh Nabi bahwa laki-laki
penghuni surga itu dapat berjima’ dengan 100 perawan dalam satu petang.
Mereka tidak pernah lemas, syahwatnya tidak padam dan farji wanita surga
tidak pernah tertutup. Di surga bisa juga terjadi kehamilan jika mereka
menghendakinya. Tapi kehamilan, menyusui dan tumbuh berkembangnya itu
terjadi dalam sesaat.
Ahli
surga diberi 2 orang istri dari wanita dunia dan 70 orang istri dari
wanita surga. Tapi wanita dunia itu lebih baik dari wanita surga
disebabkan ibadahnya ketika di dunia. Di akhirat nanti wanita yang
ketika di dunia pernah memiliki lebih dari 1 suami, boleh memilih mana
yang menurutnya terbaik.
Di surga itu ada nyanyian (QS. Rum: 15).
Menurut Yahya bin Abu Katsir al-habrah dalam ayat tersebut berarti
paduan suara yang merdu. Bukan hanya itu, pohon-pohonan dan gesekan
ranting-rantingnya pun menimbulkan suara-suara yang indah. Juga nyanyian
bidadari untuk suaminya. Ada pula suara tasbih para malaikat yang
demikian merdu.
Penghuni
surga juga memiliki kendaraan berupa kuda dari mutiara yakut atau apa
saja yang diinginkannya. Mereka saling berkunjung (Ash-Shafat: 50-57),
penduduk surga kelas atas berkunjung ke surga kelas bawah. Tapi
penduduk surga kelas bawah tidak dapat berkunjung ke surga kelas atas,
kecuali mereka yang saling mencintai karena Allah. Jika mereka saling
rindu, mendekatlah ranjang-ranjang mereka dan bertemu bernostalgia.
Bahasa mereka adalah bahasa Arab. Setiap hari Jum’at diselenggarakan
pasar gratis, mereka pulang ke rumahnya masing-masing membawa apa saja
yang diinginkannya.
Di
surga ada juga kenaikan tingkat, yakni bagi mereka yang didoakan oleh
anak-anaknya ketika di dunia. Mereka dipertemukan dan dikumpulkan oleh
Allah (QS. At-Thur: 21) walaupun tidak sama derajatnya.Begitulah gambaran sekilas tentang surga berdasarkan kabar yang disampaikan Nabi Muhammad saw.
0 komentar:
Posting Komentar